Di zaman sekarang ini, kita mendapati kehidupan yang cenderung terkungkung pada segelintir sudut pandang saja, dimana pendapat yang lebih populer acap kali menjadi sebuah pilihan yang akhirnya kita ikuti. Di balik berbagai kegunaannya, media sosial kerap menjadi momok yang seakan-akan mengekang orang saat ingin menjadi diri mereka sendiri.
Berbagai sudut pandang yang “dibatasi” tersebut kadang mempengaruhi proses pemilihan karir, pendidikan, dan bahkan kehidupan percintaan seseorang. Bagi kwartet anthemic indie-rock lightcraft, hal ini turut menjadi bagian di kehidupan mereka sendiri dulu, baik perorangan maupun kolektif.
Ketika banyak orang sepantaran mereka memilih untuk selesai dengan bermusik, lightcraft tetap melangkah maju dan terus melakukan penyegaran, tanpa merisaukan pandangan dan pemikiran orang. Dengan harapan besar di dada, mereka terus mengalir melawan badai dan tetap berdiri tegar. Mereka menggenggam erat hal yang mereka percayai dan cintai, dan terus berlari kencang.
“Saya sering menyimpan keraguan di hidup ini. Apakah tentang bermain musik, percintaan, atau bahkan eksistensi saya sendiri. Saya pernah mengalami diskriminasi rasial karena orang yang saya cintai. Saya dulu juga sering diolok-olok perihal apa yang saya lakukan. Saya bahkan sempat mempertanyakan untuk apa saya ada dan apa yang salah dari saya. Akhirnya saya pun sadar bahwa apapun yang saya lakukan, semua beralandaskan alasan yang kuat. Sekarang saya bahagia. Rasa berani menerima keadaan ini menginspirasi saya menulis ‘Don’t Fight This Feeling’” ungkap vokalis dan penulis lagu Imam Surataruna.
Menjadi sebuah anthem tentang bagaimana belajar menerima keadaan dan tetap berpikir positif, “Don’t Fight This Feeling” adalah single kedua untuk album ke-empat mendatang mereka. Tetap dalam usaha menyampaikan rasa harapan sebagai pesan utama, “Don’t Fight This Feeling” kembali menyuguhkan penyegaran musik lightcraft. Kali ini mereka dibantu oleh penyanyi/penulis lagu dan juga produser Petra Sihombing, yang memproduksi dan turut memformulasikan single ini.
“Dari pertama kali mendengarkan demonya, saya tahu ‘Don’t Fight This Feeling’ bakal jadi sesuatu yang keren banget. Ini beda dari materi mereka sebelumnya, tapi tetap dengan rasa yang khas lightcraft. Saya suka arah dari musik ini, dan ini merupakan sesuatu yang belum pernah saya kerjakan sebelumnya,” terang Petra.
Mengkombinasikan suara synth yang manis dengan bebunyian arpeggio, lagu ini sekilas mengingatkan kita akan nuansa 1980-an. Lengkap dengan dengan ritme yang bergelora, suara lembut Imam yang khas, dan isian gitar Fari Febrian yang menggema, “Don’t Fight This Feeling” menjadi sebuah karya indah yang mempersatukan nuansa lawas dan masa kini dalam balutan yang apik. Artwork ciamik lagu ini dikreasikan oleh talenta desain grafis Zethria Okka sebagai bagian dari kampanye lightcraft untuk merangkul para jagoan kreatif dalam menginterpretasi setiap single untuk album ke-empat mereka yang akan datang.
“Sekitar 70 persen lagu ini dikerjakan via Zoom karena pandemi, yang mana pada awalnya terasa cukup aneh. Tapi kami sempat bertemu sebelum pandemi terjadi, dan proses kerja berikutnya hanya beberapa workshop tambahan dan sesi rekaman,” tambah Petra, yang siap meluncurkan berbagai merchandise dari albumnya “Semenjak Internet”.
“Petra benar-benar menyuntikkan jiwa dan talentanya ke dalam lagu ini, memberikan nyawa baru yang tidak terbayangkan oleh kami sebelumnya. Benar-benar orang yang hebat sekaligus penyanyi dan produser dengan kemampuan yang ajaib. Seperti yang saya katakan sudah-sudah, kami terus mencoba menerobos batas dalam arah bermusik kami, dan ‘Don’t Fight This Feeling’ mempertegas arah yang kami tuju. Dan kami tetap terus bersemangat menjalankan pilihan kami ini,” tegas Fari.