Setelah hampir dua tahun menunggu, album studio kedua Vira Talisa, “Bloomingtale”,resmi dirilis! Bloomingtale terdiri dari sepuluh lagu – atau dalam hal ini, babak-babak – tentang jatuh cinta
Bloomingtale adalah sebuah perayaan cinta dan awal kisah romansa yang baru dan terus berkembang melalui berbagai babak; mulai dari pertemuan yang tak terduga, perasaan berapi-api yang tiba-tiba menyala pada pandangan pertama, hati yang berbunga-bunga, sampai takut akan kehilangan seseorang yang kita cintai.
Vira berhasil mengekspresikan semua perasaan yang mungkin datang dan pergi ketika kita sedang jatuh cinta. Kita bisa merasa bahagia, sedih, senang, dan takut pada saat yang sama dan semuanya dirangkai dengan apik dalam Bloomingtale.
Diproduseri oleh Raditya Joko Bramantyo, album ini mengalir melalui berbagai tahapan dalam jatuh cinta. “Bloomingtale” dan “Same Old Stories” merupakan awal dari fase dimana sang karakter dalam cerita ini bertanya-tanya kapan ia dapat jatuh cinta lagi, namun di saat yang sama ia juga merasa takut untuk memulai sebuah hubungan (…I don’t want to fall in love when no one’s catching me…).
Masih terinspirasi oleh genre Brazilian Samba, “Samba Di Kota” adalah perpanjangan dari angan-angan sang karakter untuk jatuh cinta dengan orang yang tepat. “Unknown Rendezvous” dan “Out Of Reach” lebih bernuansa pop-jazzy, karena kedua lagu ini menggambarkan pertemuan awal karakter dengan orang yang akan dicintai. “Skenario”, “Like It Was Meant To Be”, dan “More & More” lebih tenang, karena sang karakter sudah merasa lebih mantap dan yakin dengan pilihannya. Album ini diakhiri dengan dua lagu upbeat, “Sublime!” yang sebagian besar berbahasa Prancis dan satu-satunya lagu kolaborasi dalam album ini, “Mejikuhibiniu” yang turut menampilkan Laze, yang menggambarkan akhir yang bahagia dari kisah karakter