Erick Thohir resmi menyerahkan berkas pencalonannya sebagai Ketua Umum PSSI untuk Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang akan digelar pada 16 Februari mendatang. Menteri BUMN itu tiba di kantor PSSI, GBK Arena, Jakarta, Minggu (15/1) pukul 10.45, dengan didampingi oleh Kaesang Pangarep, Raffi Ahmad, Teddy Tjahjono.
Kepada awak media, Erick Thohir mengucap terima kasih kepada para votres. Ia juga merasa terpanggil untuk membenahi karut-marut sepakbola Indonesia agar semakin maju kedepannya.
“Sudah banyak teori dalam perbaikan sepak bola Indonesia. Betul nggak? Banyak teori banyak konsep. Sebenernya yang perlu dilakukan adalah kita bernyali untuk sepakbola yang bersih dan berprestasi. Itu yang terpenting, “ ujarnya kepada awak media, mengutip dari CNN Indonesia.
Menteri BUMN itu juga mengungkapkan, Indonesia membutuhkan nyali untuk bisa bersaing, bertarung dan menang di gelanggang internasional. Selain itu, masih banyak potensi kemajuan yang belum muncul jadi kekuatan karena disinyalir banyak tangan-tangan kotor memengaruhi kepengurusan PSSI. Untuk itu, dia mengatakan pemimpin PSSI nanti harus punya nyali untuk membersihkan unsur-unsur negatif itu.
“Hari ini ,untuk maju, PSSI hanya butuh satu hal yaitu nyali,” imbuhnya.
Erick menjelaskan, bahwa masalah sepakbola Indonesia dari dulu tak pernah berubah. Persoalannya, pembinaan usia muda yang tak berjalan dengan baik, pengelolaan kompetisi liga yang semrawut, integritas dan fairplay dalam kompetisi, serta industri sepakbola yang tidak profesional. Membenahi sepakbola bukan hanya soal teknis seperti taktik atau formasi, melainkan juga urusan manajerial, bisnis, penegakan hukum, juga urusan political will dan dukungan.
Sebagaimana diketahui, Erick Thohir memiliki rekam jejak yang bagus dalam dunia sepak bola. Ia pernah menjadi pemilik saham sekaligus presiden klub raksasa Italia, Inter Milan. Erick juga pernah menjadi pemegang saham mayoritas DC United. Di dalam negeri, Erick adalah pemilik Mahaka Sports yang pernah menggelar turnamen Piala Presiden 2015 untuk mengisi kekosongan kompetisi setelah PSSI mendapat sanksi dari FIFA.