City

Program

Spirit “new-pop” tampaknya sedang Phonetic gaungkan lewat karya terbarunya ini. Single “Alien” terdengar punya gaya dan warna berbeda, ketimbang lima rilisan Phonetic sebelumnya.

Jika dibandingkan dengan lima rilisan sebelumnya, Phonetic kini hadir dengan lebih “pedas”. Alih-alih membuat pendengar berdansa, kali ini Alien akan mengajak audiens mendengarkan amarah dan keresahan melalui raungan distorsi gitar yang digunakan sebagai “media” penyalur emosinya.

Momentum perilisan “Alien” ibarat sesi demo memasak dari Phonetic. Momen unjuk rasa, bahwa mereka punya kemampuan yang sama-sama mumpuni dalam membuat aneka hidangan – baik itu makanan/minuman manis, asin, atau pedas. Sebab Phonetic harus respect terhadap potensi terbesar mereka sendiri di masa depan musik: sebagai ‘koki’ multi-menu – yang artinya, sebagai band multigenre.

“Alien”, single berdurasi 2 menit 26 detik ini, menjadi bentuk multi- polarisasi yang baik bagi DNA Phonetic sendiri. Dengan kata lain, komposisi “Alien” tidak hanya sebatas eksperimen bermusik, namun juga sebentuk tamasya bagi setiap sisi lain explorasinya.

Secara narasi, “Alien” mengisahkan rasa resah atas banyaknya tren sosial yang malah memancing banyak manusia agar serba-seragam dalam mengisi dan menjalani hidup dan kehidupan mereka. Rasa resah ini tumpah ruah menjadi nada dan melodi yang memenuhi lagu “Alien”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *