Setelah melepas single pertama yang bertajuk “Godus” di platform digital, gerombolan heavy metal, Age Of Spin, yang berisi Fadhli (vocal), Yusa (gitar), Rofi (gitar), Bagas (bass), dan Satria (drum) lepas kandang dengan mini album pertamanya. Bertitel Desert Rain, sebuah manifesto lanjutan dari debut single-nya.
“Segi musik dan komposisi kami banyak terpengaruh oleh beberapa nama seperti Mastodon, Gojira, dan High On Fire. Akan tetapi, untuk akar musik sendiri kami tetap pada heavy metal. Dan kami ingin lebih bereksplorasi dalam segi komposisi dalam mini album ini,” ujar Fadhli.
“Namun, benang merah tetap terasa dalam gaya vokal dengan gaya musik yang lebih agresif. Dan dalam departemen riff kami membuatnya menjadi lebih mudah dicerna namun lebih ‘kaya’ daripada materi sebelumnya. Kesulitan menampung ide semua personil yang memiliki warna masing-masing menjadi hal yang sedikit memakan waktu
Akan tetapi, hal itu yang menjadikan manifestasi segi musik dan sonik Age Of Spin hari ini,” Yusa menambahkan
“Segi lirikal saya banyak menulis tentang hal personal mulai dari perjalanan hidup yang kelam dan sempat merasa hilang, lamunan ketika merasa kosong. Dan ada hal yang ingin saya sampaikan tentang isu kepedulian terhadap alam dan lingkungan sekitar,” ujar Fadhli
Proses pembuatan materi terasa kompleks karena harus menampung semua ide. Perlu memakan waktu dua tahun, karena banyak hal yang terjadi saat proses pembuatan mini album ini, mulai dari kesibukan masing-masing anggota hingga sempat bubar.
Gitar dan bass direkam di Tower 24/7 oleh Kiko Wikarta, drum direkam di Escape Studio oleh Puja Purnama, dan vokal direkam di Funhouse Studio oleh Zoteng. Mixing dan mastering oleh Amos di Twentydb Records.