Penyanyi dan penulis lagu, Munthe merilis album keduanya bertajuk “The Fragment” , Album yang ditunggu-tunggu ini menjadi penanda musisi asal Bandung tersebut kembali meramaikan kancah nasional setelah sekian lama menepi sejenak dari industri musik Indonesia.
“The Fragment” mengikuti langkah debut album The Sun Has Sunset yang sukses menamplikan kreasi Munthe lewat karakter musik elektronik dengan sensibilitas musik pop terasa lebih elegan. Perpaduan antara balada, pop, dan elektronik boleh dikatakan menjadi kekhasan musik Munthe yang berbeda dari penyanyi dan penulis lagu lainnya. Spektrum bebunyian, yang di dalamnya terdapat nada, ritme, melodi, serta irama yang mengalun dengan keteraturan dan mampu menggerakan hati seseorang ke dalam nuansa yang ada dalam cipta karya Munthe tersebut. Pakem ini menjadi benang merah musik Munthe dari karya-karyanya yang terdahulu dengan yang sekarang
Enam trek yang terdapat pada album sophomore Munthe menjanjikan karya-karya yang jauh lebih introspektif dan bersifat pribadi – memperluas jelajah nada dan bunyi diiringi sajian lirik kontemplatif milik Munthe. Menampilkan eksplorasi musikalitas dan pribadi seorang Munthe.
Meskipun dalam proses berkesenian Munthe berjeda cukup lama. Sejenak menyegarkan ingatan, kepingan dari “The Fragments” terserak mundur ke 4-5 tahun ke belakang. Dimulai dari `Life is Beautiful` di mana selaras dengan judul yang diusung, lagu ini diciptakan Munthe sebagai gambaran atas keindahan hidup dengan segala dinamika yang mengikutinya. Dilanjtukan bagaimana visualisasi single `Freefall` (diciptakan tahun 2016, dirilis tahun 2018) mampu memberikan semangat positivisme, di tengah rasa bebas dengan segala jatuh bangunnya, `Home` feat JaquÉs (dirilis tahun 2019 bertepatan dengan libur lebaran) yang membuat para perantau menyelami arti sesungguhnya rindu dan pulang kembali ke rumah, disusul `Moonshine` dengan kehangatan suasana Natal.
Di era pandemic, tak menyurutkan keresahannya menelurkan karya; dibuktikan dengan single berjudul `Sederhana` melalui label Future Exp. Berbeda dengan karya-karya sebelumnya, terdapat satu lagu di album “The Fragments” – Munthe memilih untuk menggunakan Bahasa Indonesia di lagu `Sederhana`. Lagu yang diciptakan berdasarkan kisah nyata, ditulis oleh Munthe dan dibantu kawannya, Rizki Agus Wibowo. Dominasi suara synthesizer dimunculkan demi menghadirkan kesan dreamy yang berkaitan dengan perasaan jatuh cinta,. Berlanjut ke single `A Day` dirilis melalui label Fidelis Record ini tentang sebuah kisah cinta; rasa kagum yang ia tujukan pada seseorang. Interpretasi momen sehari ketika sedang bertemu seseorang yang membuat jatuh cinta dan seperti menemukan jawaban yang selama ini dia cari. Lagu ini seolah bercerita mengenai kisah menyenangkan yang patut dirayakan keberadaannya. Sisipan nomor instrumental pada `Dream`yang mengawang dan terakhir, lagu penutup berjudul `Èngkau“yang menampilkan penyanyi tamu sekaligus salah satu kolaboratornya; Paulina Putri.
`Engkau`didapuk sebagai single utama dari “The Fragments” ini akan memberikan gelombang lembut di telinga pendengar seluruh negeri berkat balutan hook yang catchy serta lantunan lirik yang terasa emosional. Lagu tersebut merangkum kemampuan Munthe untuk memadukan pengaruh musik Indonesia yang sedang tren dengan kepekaan pop modern, menciptakan suara yang segar dan otentik.
“Engkau adalah lagu tentang kerumitan cinta dan bagaimana cinta bisa indah sekaligus menyakitkan,” kata Munthe. “Ini tentang perjuangan untuk mempertahankan apa yang kamu cintai dan rasa takut kehilangannya.” Tukasnya.
Para penggemar musik Munthe yang menantikan materi baru dari penyanyi tersebut, akan disodorkan sebuah palet pop ceria dan balada emosional yang beragam lewat “The Fragments”. Suara khas dan lirik introspektif Munthe pasti akan beresonansi dengan pendengar, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu talenta menarik di Indonesia.
Dari `Life is Beautiful` yang dinamis, `Freefall` yang membebaskan, `Home` penuh kerinduan dan `Moonshine` dengan piano yang menghantui, `Sederhana` yang nyata, melodi pada ‘a Day’ yang melonjak, `Dream` yang mengawang hingga `Engkau`,’ The Fragments ‘adalah album yang menampilkan kepekaan dan keluwesan Munthe sebagai seorang seniman.
Kemampuannya dalam meramu formula pop hook, campuran pengaruh Indonesia, dan lirik introspektif, melebur rasa menjadi kesatuan utuh dalam ‘The Fragments’. Sebuah karya menakjubkan yang mengukuhkan posisi Munthe sebagai salah satu suara paling menggairahkan dalam musik Indonesia saat ini.
Dengan dirilisnya “The Fragments”, pendengar dapat menantikan babak baru dalam perjalanan musik Munthe. Album ini menjanjikan untuk didengarkan bagi siapa saja yang menyukai musik pop yang otentik, memikat dan menyentuh hati.